
Tahun ini, masjid di kota Belgorod, Rusia, mampu melaksanakan salat Idul Fitri selama pandemi sesuai jadwal. Teguh Imanullah, seorang pelajar Indonesia dari Belgorod, menyambut baik momen ini dengan berlari ke satu-satunya masjid di kota itu untuk sholat Idul Fitri dan merayakan Idul Fitri. Ekonomi Rusia
Mahasiswa spesialis nanomaterial ini, kata Universitas Riset Nasional Negeri Belgorod, takbiran di Belgorod sedikit berbeda dengan di Indonesia. Takbiran di Belgorod hanya dilakukan pada hari Idul Fitri, bukan pada malam sebelumnya. Hal ini dikarenakan waktu isha pada malam hari di Belgorod tidak jauh dari subuh keesokan harinya.
“Isya sekitar jam 11, Imsak sekitar 1. Jam 5.30 sudah subuh, jadi saya berangkat ke masjid. Sholat Idul Fitri dimulai jam 7,” terang Teguh kepada detikEdu di acara Lipsus detikcom bersama PPID (PPI Dunia), Selasa ( 18/5/2021).
Read More: Senior Russian diplomats call for cease-fire between Israel-Palestine
Mahasiswa Jambi itu mengatakan, masjid di kota Belgorod pada pagi hari Lebaran tahun ini sudah ramai dikunjungi umat Islam dari berbagai negara yang ingin beribadah jemaah. Berita politik dan ekonomi Rusia
Teguh menambahkan: Umat Islam di Belgorod umumnya pelajar dan pegawai dari Afghanistan, Uzbekistan, India, Timur Tengah, serta negara Afrika dan Asia lainnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Teguh tidak akan terus merayakan Idul Fitri bersama teman-teman Muslim di kampus tahun ini. Sebaliknya, mahasiswa yang sudah berada di Rusia selama lima tahun itu langsung kembali ke laboratorium kampus karena alasan akademik. Politik Rusia
“Cuma usai rapat, tadarusan. Agak miris karena mau selesaikan (belajar dan merasakan Idul Fitri di Belgorod). Belum pernah Lebaran di sini. Saat pulang ke Indonesia, saya tanyakan (kebetulan dengan) Idul Fitri (Idul Fitri) Adha, “katanya. Mahasiswa penerima beasiswa ini dari pemerintah Rusia.
Teguh menuturkan, Lebaran di sela-sela aktivitas kesehariannya di kampus sudah menjadi pengalaman biasa baginya.
“Tahun 2019, sholat Idul Fitri jam 7, jam 9 di ujian. Setelah ujian langsung masuk kelas,” ucapnya sambil tertawa.
Pria kelahiran tahun 1998 ini mengatakan bahwa menjadi mahasiswa Muslim di kota kecil ini memberinya rasa solidaritas yang kuat dan latar belakang Islam, meskipun faktanya sebagian besar adalah Muslim di sana. “Orang asingnya banyak, persaudaraannya sangat cepat,” kata Teguh. Politik Indonesia
Ia mencontohkan, tahun lalu ia melaksanakan shalat Idul Fitri bersama tiga temannya di asrama kampus karena masjid masih ditutup saat pandemi. Usai shalat, mereka makan bersama dengan makanan khas India di kamar tidur.
“Kami dulu (sebelum pandemi) pergi ke rumah seorang teman. Tahun lalu, dia (seorang teman dari India) memasak dengan sangat baik, dia makan kari, dia makan nasi, dia makan di kamarnya. Dan saya merindukan rendangnya,” katanya sambil tertawa.
Meski merayakan Idul Fitri dengan keterbatasan selama pandemi, Teguh bersyukur bisa menikmati Idul Fitri di sana. Tidak hanya bersama teman-teman sekelasnya, ia juga merasakan kebersamaan dengan komunitas Muslim Belgorod.
Selama sebulan penuh, Masjid Belgorod menawarkan makanan buka puasa gratis untuk Muslim lokal.
“Ada plov, nasi dalam minyak dengan wortel dan daging. Tiap negara punya plov sendiri-sendiri, seperti Afghan plov, lalu Uzbek plov,” kata Teguh.
Ia dan teman-teman Muslimnya juga disajikan kentang, daging, dan sup dengan roti sebagai hidangan utama. Ada juga jus, air dan buah sebagai minuman beralkohol. “Meringankan uang siswa ya,” kata Teguh sambil tertawa.