
Beberapa daerah tidak memiliki sumber air bersih untuk digunakan. Tak hanya di Indonesia, penduduk desa Rusia ini juga harus hidup tanpa air bersih selama puluhan tahun. Ekonomi Rusia
Air bersih dan jernih sangat diperlukan karena fungsinya yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Namun sayangnya tidak semua daerah memiliki akses air bersih yang mudah.
Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah yang masih harus hidup dengan air kotor atau bahkan berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air bersih setiap hari. Tidak hanya di Indonesia, ternyata masih banyak daerah lain di dunia yang sulit mendapatkan air bersih.
Read More: Dutch Court Tracks BUK Missile That Downed Flight MH17
Bahkan di negara yang terlihat seperti negara maju seperti Rusia, masih ada wilayah yang terpaksa hidup tanpa air bersih. Semua penduduk di sebuah desa bernama Michirinski di Rusia mengklaim bahwa mereka telah hidup selama beberapa dekade tanpa air bersih yang bisa mereka dapatkan. Berita politik dan ekonomi Rusia
Dilansir melalui akun YouTube DW News (14/6), sebuah desa di Rusia selatan harus hidup dengan air keruh selama puluhan tahun. Bahkan saat musim hujan, airnya berubah menjadi abu-abu dengan lumpur yang naik ke permukaan sungai yang digunakan sebagai mata air.

Warna air yang keluar dari keran, yang sering digunakan oleh penduduk setempat, juga menyerupai cokelat susu atau berwarna soda. Warnanya yang keruh membuat air tidak lagi jernih melainkan berwarna coklat tua. Politik Rusia
Setiap hari penduduk setempat harus mengambil puluhan liter air untuk didiamkan selama beberapa jam atau bahkan sepanjang malam agar bisa digunakan. Tak jarang, warga terpaksa meminum pasir dan kotoran yang masih mengapung di air yang mereka ambil.
“Air ini tidak bisa digunakan untuk minum atau mencuci, tapi kami tidak punya pilihan lain. Kami harus memperbaikinya terlebih dahulu lalu merebus airnya,” kata seorang warga setempat.
Tekanan air di rumah mereka sangat rendah. Tak jarang yang keluar dari kran di rumah hanya berupa tetesan air yang membutuhkan waktu lama untuk dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Politik Indonesia
“Saya sudah tinggal di sini sejak 1975 dan selama itu saya harus berdamai dengan air mandi. Beberapa orang akan merebusnya, tetapi saya tidak. Saya akan memperbaiki airnya dan menggunakannya hanya untuk memasak,” kata Ivan Rybalkin .
Rybalkin biasa membeli berliter-liter air untuk diminum. Rybalkin harus merogoh kocek hingga Rp 6 juta setiap bulannya untuk membeli galon dan air bersih untuk memenuhi kebutuhan minumnya sehari-hari.
Sedangkan warga yang tidak memiliki cukup uang hanya bisa mengandalkan mata air setempat sebagai sumber air
Menggunakan. Memang, desa ini penuh dengan ladang pertanian yang juga harus berfungsi sebagai penyaring air bersih. Namun sejak runtuhnya Uni Soviet, wilayah ini menjadi daerah yang paling parah terkena dampak sistem penyaringan air yang rusak yang tidak dapat diperbaiki atau diganti oleh siapa pun.
“Dulu banyak waduk pinggir jalan besar dengan teknologi filtering untuk mengalirkan air sungai ke rumah-rumah penduduk. Tapi setelah peraturan diubah semuanya juga berubah. Sekarang waduk sudah tidak berfungsi lagi,” kata seorang warga.
Berdasarkan laporan dari Badan Perlindungan dan Pengawasan Lingkungan Rusia, aliran air di desa ini terhalang oleh lumpur padat. Faktanya, 90% atau lebih alirannya sepenuhnya tertutup lumpur dari sungai utama di sana, Sungai Cubine.
“Kalau airnya sedikit lebih jernih saya cuci semua baju putihnya, tapi hasilnya masih kotor semua,” kata Nadezhda Ivanova.
sebagai penduduk lokal.
Mereka melaporkan air bersih ke pihak berwenang setempat. Namun, sudah lebih dari 30 tahun tidak ada tanggapan atau tindakan yang diambil oleh otoritas lokal untuk mengatasi masalah ini.